Sabtu, 21 Juli 2012

SIDANG ISBAT dan SENJATA WIRO SABLENG

Ngabuburit ceu sundana....tapi yang kita angkat cerita wiro sableng si kapak naga geni. Cerita tersebut benar-benar dilahirkan dalam sebuah mahakarya dari pemahaman filosofiyang tinggi, tentang kekuatan hakekat dan sariat, jika dijalankan secara seimbang.

Senjata yang tersimpan di dada dalam tulisan 212 membuat lawan takluk tanpa harus ditundukkan seperti tongkat musa yang dapat melahap semua magic. Masih relevankah hal itu sekarang, dimana jaman sudah berubah, modernisasi, hak azazi manusia, hitech, dan globalisasi?

Bukankah modernisasi, ham, hitech, dan globalisasi juga bentuk lain dari magic?
maka tongkat musa dapat melahapnya jika kayunya diubah bukan dalam bentuk ular melainkan menjadi senjata kapak dua muka, yaitu kapak naga geni.

212 yang tertulis dengan menggunakan sinar laser menjadi tulisan membentuk tatto di dada wiro sableng merpakan manifestasi hakekat hidup manusia.
mari kita bedah dada wiro sableng........

       1
       1
       1
   2  1  2
       1
       1
       1

bukankah ini adalah bentuk doa gaib?
dimana 21......dan .........12.........melekat?

jika 21 adalah jam 9 malam, maka jam 12 adalah tepat siang hari.
pertanyaannya adalah apa hubungannya antara malam hari dan siang hari? mengapa jam sembilan dan jam dua belas?
Apa hubungannya dengan ilmu bayangan, dan w3ling njeng rasul tentang biji atom di atas batu hitam, di malam hari?

mari kita bedah jam 9 malam

           l
           l
           l
           l
ma       l      am
           l
           l
           l
           l

bukankan ini juga pencerminan?

Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa 21 adalah hakekat, dan 12 adalah syariat. Untuk memahami 21 dibutuhkan energi cahaya yang luar biasa terang, karena segala yang disajikan dalam jam sembilan benar-benar seperti mendeteksi biji atom yang terletak di batu hitam dan di malam yang gelap. Anak-anak SMP sudah sangat piawai membicarakan tentang atom, dan teori quantum. Untuk menembus inti atom, harus melewati beberapa lapisan ikatan valen.
Sesungguhnya, apa lapisan -lapisan tersebut bagi makhluk yang bernama manusia?
Jika dikaitkan dengan teori magic yang diperangi oleh tongkat musa, maka tiap lapisan yang menyelimuti inti atom adalah magic modernisasi, magic ham, magic globalisasi, dan tak ketinggalan magic teknologi.

Dengan logika sederhana, jika yang diperangi musa adalah hal yang nyata, musuh berada di luar, maka cukup tongkatnya juga dalam pengertian nyata. Sedangkan generasi sekarang, yang diperangi berada di dalam dirinya, maka alat yang dibutuhkan adalah kapak naga geni 212. Hanya ini yang dapat memerangi magic globalisasi, modernisasi, ham, dan hitech.

Alasan yang dapat dipakai untuk memperkuat teori ini adalah kapak yang tajam ke arah hakikat dan juga tajam ke arah syariat. Kenapa demikian?
Pertanyaan yang tepat.....
leluhur kita sangat tajam dan jeli  sekaligus cerdik.....
melihat surga dan neraka dalam gambaran angka dua (2), melihat iblis dan malaikat dalam porsi yang sangat seimbang. Keduanya dihadirkan seperti tongkat penyeimbang olah raga meniti tali di atas niagara. Gerakan angin yang berusaha menghempaskan dilawan hanya dengan membuat keadaan tumpuan berada di sisi kiri atau kanan, sehingga tercapai kesetimbangan absolut, yang menyebabkan penyeberang dapat sampai pada tujuan, tentu dengan selamat.

Angka 12, memberi sinyal bahwa bayangan tepat pada benda jika sumber cahaya dari atas. Artinya, bahwa syariat yang mana yang tepat pada persoalan yang tepat adalah pilihan ketepatan menyelesaikan masalah tanpa meninggalkan masalah. implementasi logisnya adalah mengendalikan hukum syar'i benar-benar dituntut kecerdikan, supaya tidak meleset. Pelajaran Khidir kepada musa merupakan pertimbagan yang dapat dipakai untuk mengasah kapak syariat.

Bagaimana semua hal di atas dapat dipakai untuk pedoman berkehidupan sekarang?
apa hubungannya dengan pesan njeng rasul, tatkala ditanya bahwa beliau paling mulia, dan beliau menjawab bahwa umat setelahku lebih mulia karena dapat memuliakanku.

Ya....njeng rasul hanya sampai langit ke tujuh, sememtara umatnya setelah beliau, umat di penghujung jaman harus mencapai derajat langit ke sembilan, negeri makwah.
Dua derajat yang tidak ada pada waktu njeng rasul adalah magic penyakit, dan teknologi.
Penyakit, telah ada sejak jaman njeng syeh abdul kadir jilani, beliau telah menyelesaikannya.
Satu lagi yang belum ada di jaman njeng syeh abdulkadir jilani adalah teknologi.

Nah....inilah tantangan magic terberat yag harus diselesaikan oleh umat di penghujung jaman.
Pisaunya harus tajam ke arah syariat dan juga arah hakikat.

Dalam menghadapi perpecahan, seperti yang digamarkan oleh njeng rasul, bahwa nanti akan ada 73 golongan........
apa yang dimaksud dengan 73 golongan?....apakah yang akan melaksanakan 1 syawal?
kenyataan, sekarang 1 syawal sudah ada 4 golongan yang menganggap benar.

Bukan masalah HAM, ini masalah hakekat, bahwa waktu lebaran diharamkan berpuasa, tuhan pasti bingung.....seperti itulah gambarannya, seperti bingungnya rakyat, jika kita sadar bahwa tuhan bersama dengan rakyat.

Sebagai solusi, tentu saja.......
Supaya rakyat tenang.....adem ayem......
maka pemerintah mengambil langkah pada sidang isbat, mengambil yang paling akhir. Dengan argumentasi, bahwa tidak apa-apa kurang puasanya, bisa diganti waktu lain, tapi sangat dilarang bahwa pada saat lebaran masih ada yang berpuasa.

Selamat berbeda......
duri memang dibutuhkan dalam dalam daging ikan, supaya ikan bisa bergerak dan punya bentuk.......
meletakkan duri pada tempat yang pas......merupakan kelihaian seorang umaroh supaya duri tidak melukai........banyak pihak....


 elap



Tidak ada komentar:

Posting Komentar