Minggu, 22 Juli 2012

KANEKES kah Kampung MAKWAH?

Pertanyaan in selalu berputar-putar di kepalaku, oleh karena itu aku ingin mengeluarkannya.
Lebih dulu mana turun ayat yang membimbing njeng rasul mengubah arah kiblatnya dengan teguran bahwa jika tuhan menghendaki maka seluruh makhluk pasti sujud kepadanya?
Apa kaitannya dengan perintah bahwa yang menjadi musuhmu sebenar-benarnya ada di dalam dada.

Apakah ini yang dimaksud dengan:
AQSO......AQu yang SOk
MEKAH......ME (aku allah)..KAH (yang kamu maksud?)

Memutar arah dari ke akuan makhluk menjadi aku yang maha tunggal, yaitu allah khalik.
Jika memang demikian, berarti tuhan maha adil, karena haji akan bermakna jika makhluk telah sampai pada kesempatan menembus ceruknya, yaitu tempat dimana sumber dari segala sumber cahaya bersemayam. Dengan demikian, dunia benar-benar tidak dapat membedakan siapa yang sudah layak disebut haji. Dengan demikian pula, dapat dibuat hipotesa bahwa space, time, and place memang benar adanya, bahwa kesempatan makhluk menembus ceruk tidak dapat ditentukan secara duniawi.
Apakah ini yang juga disebut lailatul kadar?

Makhluk besar yang menghasilkan karya-karya yang mendunia, tentu tidak dapat dilihat secara kasad mata atau syar'i bahwa mereka islam, tapi ketundukannya pada perintah ceruk merupakan bukti nyata bahwa mereka telah melaksanakan atau mengamalkan samikna wa atokna. Dialog antara ceruk dan jagad tersambung secara konsisten, mengalir selancar karya-karyanaya. Bukankah itu karya aku makhluk dan khalik secara bersamaan?

Yang paling nampak dalam keberhasilannya adalah saat  mereka bicara, berbuat, dan mempertanggungjawabkan karyanya. Misal yang paling ekstrim saja, saat ditemukan dinamit, sang penemu mengatakan bahwa penemuannya itu sangat berbahaya, dan diharapkan hanya untuk kepentingan kemanusiaan. Pertanyaan mendasar adalah, pada saat meneliti, beliau begitu antusiasnya sehingga berhasil, setelah selesai, tidak tertutup kemungkinan, sang pembisik mengatakan bahwa sesungguhnya kekuatan dinamit tersebut, sebuah kekuatan yang maha dahsyat lebih tepat jika digunakan untuk menghancurkan dinding pembatas ceruk, seperti yasin sembilan. Itu sebabnya, leluhur kita selalu berkata: tertusuk sembilu.....
apakah ini juga yang diarah oleh leluhur? ditusuk dinding pemisah pada yasin sembilan. Perbedaan yang sangat tipis, jika niatan kita karena dunia maka rasanya sakit di ulu hati, jika ikhlas karena akhirat maka rasanya dada ini seperti ruangan yang sangat lapang. Begitu tipisnya perbedaan antara dunia dan akhirat, hanya merubah niatan.
Bukankah itu yang dimaksud dengan semua amal tergantung niatnya?

Apa dampaknya untuk kehidupan saat sekarang, dimana dunia sudah mengglobal dan tak jelas apa yang diinginkan makhluk dan apa yang dituju?
Mengapa seorang anak manusia sekarang lebih sering membuat kekacauan di negaranya sendiri?
apakah mereka salah dalam mengartikan sebuah perintah?
Perintah untuk membuat amunisi dan meledakkannya?
Bukankah amunisi itu adalah dzikrullah?
perintah meledakkannya adalah meledakkan dinding yang berada dalam dada, yaitu sesuai dengan yasin sembilan?
untuk apa?
bukankah umat akhir jaman memang diperintahkan menuju kampung makwah, lambang kebahagiaan lahir dan bathin?

Pertanyaan mendasar adalah dimana kampung makwah?
Leluhur kita menyimpan rahasia, sebuah kampung yang benar-benar tidak pernah meneteskan darah dan air mata......
bagiku tentu kampung KANEKES.....

KAN.....nah...
NEK...KENa...
ES...SEh....

Nah...syehnya kena.......

PEACE...4 ever...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar