Senin, 16 Juli 2012

IS didepan AS: maka jadi KIS...SAS....apa? KISOS....

Ada srat ini,......
dari siapa?
dari PENGACARA......
katanya sih: KPK harus menegakkan hukum dalam koridor hukum.
terus apa perduli kita.....
harus peduli, kita kan IS.....ya harus peduli sama AS....
yah terus.....
enaknya diapakan ya?
.......................
sambil berfikir panjang, si IS ini terus menimbang-nimbang keinginan si PENGACARA tersebut.
menyadari bahwa kehadiran IS adalah sebagai cermin, yang mencerminkan segala sesuatu dengan koridor tetap memantulkan bendanya, tapi mengambil sifatnya. Ya....gambar yang dihasilkan oleh cermin adalah gambaran maya, maka jika benda berupa Flame of Fire maka yang dipantulkan hanya gambar Flamenya saja, fire nya diserap oleh sang cermin.

Maka IS mengarahkan cerminnya ke kampung MAKWAH, karena di sanalah semua hal dapat dibaca dengan benar, mengingat kampung makwah adalah tempat arsip nasional semua persoalan, dan hanya penguasa kampung makwah saja yang dapat mengubah segala keadaan tetap dalam koridor hukum, yaitu hukum tuhan seperti yang diinginkan sang pengacara.

Maka beraksilah si IS.....
'hai....yang ada di sanan......ikutlah berbunyi.....
hai yang ada di sini....ikutlah bersaksi......

Cerita kampung makwah.......
Penghulu kampung, sedang menggelar rapat teras mengenai gonjang-ganjingnya keadaan, karena kejadian yang terus berlanjut dari perilaku tikus yang semakin tidak dapat dikontrol. Bayangkan di depan penghulu fakist, mbak SITI....maksudnya si tikus, terus memakan anak ayam. Bahkan yang terakhir ini, si PUTIH, ayam kesayangan si MBAH, ke tiga belas anaknya di habisi. Sebenarnya tidak masuk akal, karena para fakist telah memberimakan dengan adil, dedak dan jagung adalah makanan ayam dan sekaligus tikus, tapi kenapa sekarang tikus berubah menjadi mutan.....dengan memakan anak ayam yaang masih piyek. Akhirnya, dengan pertimbangan matang, dewan fakist memutuskan bahwa untuk sementara, tikus-tikus mutan tersebut harus dibasmi.....diracuni dan mati. Semua dilakukan untuk menjaga kesetimbangan alam, hidup berdampingan secara damai.

Selesai rapat, kemudian mereka membaca surat dari si IS untuk AS.
maka dibacalah surat tersebut dengan cara kampung fakist.
PENGACARA.....kalau jadi begini bagaimana....PENGAcak ACARA....
IS..AS.......ISSA.......

Oooooo
tanyakan saja pada yang berkepentingan apa cerita sebenarnya.
maka merepetlah si ISSA, dengan teori LAST SUPPERnya.

setiap orang sudah dipberi jatah makanan, semua piring sudah aku isi dengan benar dan adil. Yang punya jabatan dan kedudukan ku gaji dengan berlipat dari warga kebanyakan, yang cukup makan nasi putih dan garam. Semakin kesini, aku tidak dapat mengontrol meja makan, suasana makan jadi kacau balau. Aku tidak paham, mengapa yang piringnya sudah penuh itu ndak mau makan, malah yang dimakan kok ya......

wakakakkakakk......
kami sudah tau lanjutan ceritanya.......
yang dimakan kok malah yang makan nasi putih.........
kenapa jadi begitu?.....
bercahaya kale..........
sehingga yang dia inginkan, bukan lagi yang ada dipiring, tapi cahaya yang memancar dari pemakan piring .....

Yah.....dalam kegelapan, makanan tidak lagi signifikan untuk dibicarakan.....
cahaya......yang dibutuhkan......

PARA PENGACARA........
benar sesuai dengan keinginanmu.......
hukum memang harus ditegakkan tanpa melanggar hukum......
harus tetap berada dikoridor hukum.....
...................
HUKUM TUHAN......
Kun Paya Kun.................yang melanggar memang harus berPAYAH-PAYAH........
biasa saja.....tuhan saja di SALIB......
SAH....
ALIB.....alibinya.....

IS...inilah...
AS.....cinta abadi.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar