Sabtu, 30 Juni 2012

Suasana jagad yang adem ayem seperti sekarang ini, membawa nuansa semangat. Apalagi, saat liburan, semangat untuk bermain bagi fakist sangat tinggi. Maka dari itu, kesempatan tersebut tidak disia-siakan tertama dalam rangka mengotak-atik pesan tersamar, yang sengaja disamarkan oleh njeng pangeran. Mungkin hanya makhluk seperti fakist saja yang mau mengoibrak-abrik isi file di perpustakaan pusat, bukan karena sok keren, tapi lebih pada mencari kegiatan daripada melakukan hal-hal yang destruktif.

Diperpustakaan tersebut, fakist tidak sendirian, ia ditemani oleh fakist kecil yang sejak dia menjadi mentornya selalu saja ngintil kemana pun fakist pergi. Simbiosis mutualisme, fakist kecil dapat menyerap ilmu dari fakist dan sebaliknya, karena keduanya sedang menjalankan ilmu atau NGELMU kata para leluhur. NGELMU....sebuah kata yang menakutkan, yang dikonotasikan dengan sesuatu yang misterius, sarat muatan magis dan sebagainya-dan sebagainya.....akisKaitan yang lebih horor lagi, yang namanya NGELMU diidentikkan dengan ilmu hitam atau ilmu putih, entah seperti apa gambarannya, tapi bagi fakist NGELMU ya biasa saja, lha wong artinya Sing aNGEL nek digoleki pasti keteMU. Masalah hitam putih, di mata fakist bagus saja, kalau tidak ada hitam bagaimana bisa mengatakan putih. Standar ilmu bagi fakist adalah tuts piano, kalo putih semua kan menyusahkan pianisnya. Hadirnya hitam justru dibtuhkan untuk membuat kesetimbangan.

Membicarakan kesetimbangan, fakist mulai bertanya setidaknya pertanyaan tersebut ditujukan pada fakist kecil sang sahabat. Terkadang jawaban fakist kecil jauh lebih mudah dinalar dibanding isi perpustakaan, yang cenderung rumit dalilnya. Mungkin karena kepolosan anak kecil, fakist kecil dapat membuat konstruksi sederhana sebuah pemikiran, sementara itu, tugas fakist mendekonstruksi sebuah dalil. Keduanya dapat menyatu layaknya menyatunya rangkaian RhNA dan DNA, atau seprang penyanyi dengan musik pengiringnya, atau penari dengan pukulan kendang.

Kali ini yang ingin mereka dekostruksi adalah dalil: tidak aku ciptakan jin dan manusia, kecuali untuk menyembahku.
Pertanyaannya adalah pada jagad kecil, ada yang dimaksud alam sadar dan alam bawah sadar.

Diskusi keduanya bukan tanpa alasan, melihat keadaan bahwa makluk yang namanya manusia semakin kehilangan rasa kemanusiaannya. Apakah karena kualat? atau karena apa, maka keingin tahuan fakist sangat tinggi.

Apakah yang dimaksud alam bawah sadar adalah alam jin, sedangkan alam sadar adalah alam manusia. Mengingat jika dianalogikan dengan jagad besar, maka dalamnya bumi dihuni oleh bangsa jin, serta permukaan bumi di bawah langit diperuntukkan bagi manusia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar