Senin, 25 Juni 2012

EMBOI: EMBO....I...kok ....MBOIs...wow keren...

Dalam rangka mengAIS fakist kecil seperti yang telah diamanahkan penghulu fakist, maka fakist mengajak fakist kecil menonton wayang garapan presiden jancukers, ngiras ikut melestarikan bahasa gaul para leluhur tatkala memberi kuliah kepada khalayak supaya dapat memaknai hidup secara layak, selayaknya makhluk yang bernama manusia.

Thema yang diusung oleh dalang sujiwo tejo memang pas dan sedang hangat-hangatnya, sehingga antusias fakist kecil juga dapat dilihat dengan bergegasnya mereka siap berangkat menonton. Tanpa ba bi bu....berangkatlah mereka ke padepokan jancukers.

Mulailah dalang sujiwo menggelar lakonnya dengan penuh semangat.....
Eeeeee jagad dewo betoro......
ndonyo iki pancen wis meh edan........
manungso janji urip sakmadyo paringan njeng pangeran....
permukaan bumi dibawah langit.....
tapi janji yo tinggal janji......
manungso sok kerep mlenjani......

Eeeee jagad dewo betoro......
nek manungso nekat.....bakal kiamat....
manungso nantang....bakal ditendang....
manungso ........
manungso.........
sak piro ilmumu.....hayo lawanen aku.....
aku sing duwe ilmu....innamal ilmu indallah.....

Manungso kasar...aku sarak....
manungso sing tak gadang-gadang...malah nantang.....
manungso sing tak puji malah gak aji....

Eeeee la da lah....jagad dewo betoro....
inilah potret orang-orang pinter.....

Diantara kelelahannya, kemudian presiden jancukers menutup pertunjukannya dengan sedikit pesan: menjadi orang pinter sangat mudah, tetap menjadi orang bener butuh pembimbing setia, dialah zat yang maha membimbing, sang pemilik ilmu.

Fakist kecil belum begitu mengerti maksud pesan yang disampaikan oleh ki dalang presiden jancukers, oleh sebab itu fakist harus membimbing mereka cara memaknai sebuah pesan baik disampaik dengan bahasa kasar maupun dengan bahasa yang sangat halus.

Kejadiannya memang begitu cepat berita alam ini, hampir saja terlepas dari pengawasan fakist. Track record dari pemilihan menteri EMBOI, korupsi ALQURAN sampai recana perbanyakan PLTN.....betul-betul menambah keyakinan fakist tentang TELUR dan TAI, tentang yang di dalam dan di luar, tentang muhammad dan ruh muhammmad, tentang sariat dan hakekat. Terlebih lagi tentang pernyataan yang disampaikan oleh njeng rasul bahwa ........nanti di akhirat.....
Kalimat 'nanti di akhirat' adalah kunci persoalan keruwetan hidup dan berkehidupan akhir-akhir ini.....
Apakah yang dimaksud saat bertemu dengan sang pembimbing?
apa pula hubungannya dengan yang mati dihidupkan, kemudian dimatikan, dan lalu dihidupkan kembali?

Maka fakist mencoba menjabarkan dengan hati-hati, rangkaian kejadian demi kejadian, dan benang merahnya terhadap arisan bencana yang terjadi di bumi pertiwi. Serta kaitannya dengan petunjuk dan pembimbing...

Perlu disadari oleh fakist kecil, bahwa setiap kejadian adalah media dakwah njeng pangeran yang harus dimaknai dengan benar. Itulah AL QURAN,,,,,tak mungkin bisa diamandemen atau di korupsi....sementara itu yang sedang akan diamandemen dan dikorupsi adalah mushaf, alquran yang dibaca oleh njeng rasul....

Mushaf njeng rasul adalah petunjuk, pemupuk keimanan, sebuah prakondisi jika ingin selamat saat menyatu dengan pembimbing, tahap mematikan yang hidup dan menghidupkan kembali yang mati...
Tatkala sudah bersatu dengan pembimbing, maka yang dibimbing dapat meniti shirotol mustaqim dengan selamat.

apa kaitannya dengan kejadian di bumi pertiwi saat ini? tanya fakist kecil.....
Tanpa pembimbing....keruwetan demi keruwetan mengalir dengan mulus....dan berakhir dengan ......
dengan apa?
tergelincir.....terpisah....bahwa dia bukan lagi sebagai telur...tapi tai...

Seperti inilah proses makanan yang masuk melewati tenggorokan, sebagian diambil sari patinya menjadi energi kehidupan, dan selebihnya dibuang menjadi tai....keduanya keluar melewati lubang yang terpisah, walau pemisahnya sangat samar. Sari pati pun masih dipisahkan lagi, yaitu sebagian untuk energi menghidupi dan sebagian lainnya untuk bakal kehidupan.

Dapat dilihat dengan mata bathin, bagaimana pola kehidupan yang berada dekat dengan pengoperasian dan penambangan nuklir.....makin banyak yang pinter tapi makin jauh dari hidup bener....itu adalah bukti nyata.....

Fakist kecil mencoba memberikan logika sederhana....sesederhana kepolosan anak kecil.....
fakist,....ungkapnya malu-malu.....
bukankah pertiwi terletak di seper delapan wilayah katulistiwa, dimana angin, matahari, dan air cukup melimpah? mengapa harus mengambil milik bangsa jin? kalau jinnya marah bagaimana?

Leluhur kita di pedalaman memakai koteka, bertelanjang dada, dan mandi bersama di sungai tidak ada masalah.....
di luar, hal yang sama menjadi problema.....
begitulah gambaran nuklir.....
selama tetap berada di dalam perut bumi, tidak akan menimbulkan masalah.....
tapi jika dikeluarkan dari tempatnya.....pasti menuai petaka....

BUDI......
inikah yang akan engkau persembahkan kepada pertiwi?
generasi yang menjadi tumbal  even internasional offroad dan mati sia-sia?

Janganlah menjawab dengan EMBOI....
Eeeee.....MBOIs....(bahasa malangan yang berarti keren)
EMBO....Iiii (yang berarti aku tak tahu)
apanya yang emboh?
SCHOOL.....
maksudnya apa?
SCHOOL itu kalo pake logat madura ya jadi SEHKOLA...SEH...KOLA....artinya..yang dibicarakan urusan SEH...
atau...
atau apa?
SEKOLAH........yang di OLAH....hanya urusan SEK.....

Terserah....sak singo singo a....
mau pakai H atau K....itu bukan urusan fakist lagi....
Biarlah BUDI dan MBOI menulis dengan tinta NUKLIR sejarah abad ini....
fakist tetap menulis dengan tinta emas.....
fakist gitu lho......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar