Jumat, 22 Juni 2012

ISA...ASI...SIA: Air Susu Kamu

Air....
sebuah kata dasar yang mendasar,
ada banyak versi cerita sehubungan dengan air,
mulai dari asal air sampai ke mana air kembali,

Fakist kecil harus paham tentang dunia per AIR an, supaya tahu mengelola air dengan benar sesuai dengan hakekat amanah yang sedang diemban oleh air itu sendiri. Pengetahuan tersebut harus dipahami oleh fakist kecil supaya para fakist tidak salah mengantisipasi perkawanan dengan air. Perkawanan yang tanpa bekal pengetahuan yang cukup, lebih banyak menghadapi masalah bagi kedua belah fihak ketimbang manfaatnya.

Sumber air berada di pegunungan.....itu pasti, tetapi bagaimana meletakkan konsep pengertian yang tepat hakekat asal air agar fakist ikut berempati dan sekaligus angdarbeni adalah persoalan tersendiri.

Fakist memberikan tutorial kepada fakist kecil dengan cara sangat hati-hati, karena esensi penyampaian harus tepat supaya fakist kecil tidak tergelincir selama meniti shirotol mustaqim hanya karena kualat terhadap air.

Maka mulailah fakist memberikan simulasi tentang air.
Pertama, fakist mendekati jagad kecil, air susu ibu. Fakist kecil harus sadar betul bahwa yang pertama kali memperkenalkan air kepadanya adalah ibu, susu yang bening yang pertama keluar adalah air yang mengandung antibody, yang meletakkan dasar kesehatan bagi tubuh fakist, air susu selanjutnya untuk memenuhi rasa hausnya.
Kedua, fakist mendekati jagad besar, mata air ibu pertiwi. Fakist kecil harus paham, bahwa sumber mata air terletak di pegunungan, seperti gunung ibu jagad kecil. Dari sumber mata air yang bening itulah kesehatan fakist digantungkan, air yang selanjutnya dapat dipakai untuk memenuhi hajad lainnya.
Ketiga, fakist kecil coba diajak menjelajah pesan njeng pangeran mengenai kisah yang berhubungan dengan air, yaitu perjalanan siti hajar mendaki bukit safa dan marwah saat sai, menandakan begitu berharganya air.

Dari ketiga kejadian tersebut, fakist kecil harus sadar betul, meletakkan semua informasi sehubungan dengan air, sebagai sarana bicara njeng pangeran dengan fakist, supaya fakist tahu kejadian di jagad dan kemaklumannya terhadap njeng pangeran jika sesuatu bakal terjadi. Artinya, fakist kecil harus dapat menangkap sinyal bahwa kejadian terjadi atas dasar tahu sama tahu, suka sama suka, dan kedua belah fihak menanggung semua akibat yang terjadi atas keingin tahuan keduanya, yaitu makhluk dan khalik.

Sebagai contoh, air susu ibu......akhir-akhir ini sudah sangat sulit didapatkan. Para ibu yang melahirkan lebih banyak tidak dapat mengeluarkan air susu, kalau pun ada yang dapat mengeluarkan tidak disalurkan pada yang berhak karena alasan mencari nafkah, kecantikan, atau beribu alasan lain, yang pada prinsipnya ASI tidak sampai kepada yang berhak, tepat waktu. Sebagai pengganti, makhluk lain berperan menggantikannya dengan cara memberikan susunya. Jika motherboard makhluk yang bernama manusia seharusnya adalah manusia juga supaya tidak hilang rasa kemanusiaannya, maka dengan cara menggantikannya dengan susu makhluk lain seperti binatang atau tumbuhan, secara sadar harus dipahami bahwa motherboardnya bukan lagi manusia walau kemasannya manusia.

Begitulah yang terjadi di jagad besar, gunng-gunung sudah sangat langka mengeluarkan sumber air, karena lagi-lagi dengan alasan penambangan dan pembalakan maka gunung tidak lagi berperan sebagai penyangga mata air. Gunung, berperan sebagai tempat rekreasi, hunian, dan pabrik. Jika tempat rekreasi dan hunian hanya menggunduli permukaan gunung, maka pabrik mengamputasi gunungnya.

Air zam-zam yang digunakan njeng pangeran untuk memberi peringatan secara halus, betapa sulitnya mengeluarkan air tidak ditangkap secara benar. Tuhan butuh media gunung untuk memberlakukan kun fayakunnya, sehingga keluarlah air. Entah bagaimana ceritanya, sekarang malah tuhan sendiri tergeser kekuasaannya oleh si zam-zam. Zam-zam sekarang dianggap makhluk sakti yang dapat menyembuhkan berbagai penyakit. Maka berbondong-bondonglah makhluk titisan dewa menjadikan makhluk air menjadi dewanya.

Maka tatkala banyak buah dada beterbangan di seantero dunia maya, fakist harus sadar bahwa itu adalah peringatan njeng pangeran terhadap gunung yang gundul. Kanker payudara juga peringatan bahwa gunung sudah banyak yang dikeruk. Jika banyak perempuan dijadikan penjaja tubuh, itu juga peringatan bahwa mata air telah dikuasai oleh bruker untuk dijual.
Bukankah bumi dan kekayaan alam di dalamnya sebesar-besarnya diperuntukkan untuk putra pertiwi?
Bukankah njeng pangeran memberlakukan larangan keras menjual air?

Para leluhur, mengajarkan kepada kita, meletakkan kendi di depan rumah, supaya jika ada yang lewat dapat ikut menikmatinya......
Sumur juga di letakkan di depan rumah dengan maksud yang sama.....

Jadi.....
ISA....ASI....SIA.....
apakah ini maksudnya?
ISA yang dimaksud apakah ASI SIA?
Air kamu, susu ibu......
Sumber air ibu pertiwi.....

WHO KNOWS.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar