Kamis, 12 April 2012

Jumatan di kampung Fakir

   Hari ini, tepat hari lahir Bik Supi, wetonan bik Supi pas dengan awal hari beramal para fakir yaitu hari Jumat, kebetulan juga hari ini digelar hajatan extraordinary, karena perhelatan sholat jum'at akan dipimpin langsung oleh Sang Penghulu Fakir.
   Sebuah kehormatan bagi sang wartawan, manakala dia diperkenankan dapat mengikuti sholat Jumat di kampung fakir. Tidak biasanya, karena kegiatan tersebut biasanya sangat tertutup untuk orang luar. Entah sudah tertulis pada suratan tanganNya, bahwa tepat hari ini yang namanya wartawan (warta= berita, wan= one) diperkenankan mengikuti hajatan besar tersebut, dan hasil liputannya boleh disiarkan di TV ONE tempat wartawan bekerja.
   Tentu ada sebuah alasan, sampai Penghulu Fakir memberikan ceramah sendiri, sehubungan dengan hal yang sangat urgen. Memang, akhir-akhir ini, kejadian-kejadian ganjil sudah sangat sering terjadi. Kebangkrutan di mana-mana. Tidak hanya di bumi, di langit pun telah lebih dulu terjadi kebangkrutan, juga pengangguran massal sudah terjadi lebih dulu di langit. Simak saja... transplantasi tidak saja terjadi di luar jagad kecil, tapi sudah sampai pada organ-organ dalam. Tentu pada saat terjadi transpantasi, organ yang tidak terpakai dibuang...padahal menurut undang-undang yang berlaku di kampung fakir, setiap makhluk dikawal oleh satu malaikat. Jika organ itu dikawal malaikat...dapat dipastikan saat dibuang dan diganti oleh yang lain...malaikat yang mengawal organ yang dibuang harus pulang kampung... artinya nganggur. Jika di jagad kecil, telah di make over, maka izroil, rokib atid, jibril, isrofil akan kebingungan dalam mengemban tugas sesuai dengan protap. Efek langsungnnya, di langit terjadi kegalauan, malaikat mondar-mandir bumi-langit hanya untuk memastikan sebuah kejadian terlebih dahulu, sesuai dengan asas praduga tak bersalah. Untuk memastikan itu dibutuhkan waktu, saat dipastikan bumi telah berubah lagi, dan seterusnya, dan seterusnya, sampai malaikat seperti makhluk bodoh di hadapan Tuhannya. Bukankan ini sebuah pelecehan? merendahkan derajad dan martabat makhluk yang bernama malaikat.  Langit mengalami kekacauan, pekerjaan malaikat jadi tumpang tindih, acak adut, sampai dibutuhkan ASMAL (asisten malaikat).
   Izroil punya asmal yang bernama densus 88, Jibril telah mendelegasikan tugas mulianya melalui web side, Rokib-Atid punya asmal CCTV, dan seterusnya akan dibentuk sesuai kebutuhan. Terjadinya gonjang-ganjing di langit, akhirnya berimbas ke bumi. Bukankah bumi merupakan miniatur langit? Sehingga apa saja yang terjadi di langit juga akan berimbas ke bumi.
   Coba kita tilik kejadian, jika jagad kecil merupakan miniatur jagad besar. Bukankah itu yang telah terjadi di jagad besar, sebelum terjadi di jagad kecil? Memancungkan hidung dapatkah kita samakan dengan pembangunan gedung pencakar langit? Memasang kamera kedalam tubuh untuk mencari penyakit, bukankah itu yang kita lakukan dengan pendeteksian isi perut bumi? Setelah berhasil, tentu kita terbebas dari penyakit. Apa sesungguhnya penyakit jagad kecil yang paling mendasar? Takut mati, karena mati pasti bertemu dengan Tuhannya, dan dimintai pertanggungjawaban. Apa pula penyakit jagad besar? ya takut kiamat.
   Walhasil, jagad kecil dan jagad besar berusaha bersama-sama secara terstruktur dan sistematis melakukan upaya SULAM ALIS (SULAM= MALSU, ALIS = ASLI)......yah jangan salahkan kalau datang masanya...ALIS berubah menjadi SIAL.
   Itulah sebabnya, Penghulu Fakir harus datang langsung memberikan pencerahan bagi warga kampungnya, kampung fakir. Maka berkatalah Penghulu Fakir: "Tuhan maha halus, maka Dia akan menyampaikan sesuatu dengan cara yang halus. Ingatlah para fakir, kode langit,  Aku bangunkan engkau dari tidurmu yang panjang.... Aku bangunkan engkau dari kematian....maka berhati-hatilah dengan kedua hal ini, kepastian itu pasti terjadi, yang menjadi pokok adalah siapa yang menanggung dan siapa yang menjawab?" dengan santunnya Penghulu Fakir menutup pembicaraan.
   Sang wartawan tersenyum, tanda paham "Aku tidak menyalahkan langit, andai langit pindah ke lain planet, biarlah bumi menata kembali kebangkrutannya, setidaknya, jika kelak dimintai pertanggungjawaban Tuhan tidak malu telah menciptakan makhluk yang bernama manusia.

gak boleh nangissssss,  uuuuuu,,,,,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar