Minggu, 22 April 2012

eMAK bilang WAH....

   Ini adalah kampung baru bagi warga fakir. Entah siapa yang menjual tanah kampung fakir kepada developer, kenyataannya sekarang para fakir harus berkemas untuk pindah. Tanpa air mata atau sumpah serapah, fakist (mereka menyebut dirinya) mengemasi bekal yang cuman sebuah tanda bahwa mereka telah pernah tinggal di kampung fakir.
   Kampung baru tersebut adalah kampung yang ditunjuk oleh penghulu fakir, sebut saja MAKWAH. Seperti  apa bentuknya, fakist belum tahu dan tidak perlu memikirkannya karena fakist masih sibuk menata suasana bathin, terutama berusaha memastikan penghulu fakir tidak terluka.
   Jagad memang sudah tak bersahabat lagi. Jika bumi dan langit pernah berseteru hebat demi menjaga hubungan cinta sepasang kekasih, yang menyebabkan keduanya hampir saja hancur lebur, maka sekarang keduanya bersatu kembali.
   Bumi dan langit bersatu, melawan jagad besar dan jagad kecil. Sebuah perseteruan yang mungkin pertama dalam sejarah. Perseteruan ini tentu bukan tanpa sebab, tersingkirnya fakist dan penghulunya dari kampungnya merupakan pukulan telak terhadap sebuah kesetiaan.

   "Tuhan ajarkan kepadaku bagaimana meenyamankan diri saat Ibrahim mengeksekusi Ismail, karena kunci sukses melaksanakan perintahmu adalah saat prosesi eksekusi"
   Itu adalah sekelumit mantra yang terus bergetar dari dada fakist, selama menunggu keberangkatan mereka.

   Mendengar mantra yang dibaca warganya, penghulu fakist berucap lirih: "eMAK bilang WAH....keren....."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar