Selasa, 22 Mei 2012

MALIN KUNDANG: MAri eLING KUN fayakun pasti berkumanDANG

Kisah ini merupakan hasil oleh-oleh lawatan penghulu fakist ke negeri antah berantah. Bukan karena ganjen penghulu fakist menghadiri pertemuan ini, tapi lebih pada menolong sesama tetangga yang sedang kesusahan.

Penghulu fakist mengisahkan sebuah kejadian yang dialami tetangga kampung yang bernama negeri antah berantah.
Alkisah begitu sayang kepala kampung pada warganya maka sebagian besar mereka disekolahkan, bahkan sampai ke luar negeri. Kepala kampung terus bersabar, dan menyabarkan warga lainnya yang tidak mendapat kesempatan belajar untuk menunggu, berharap mereka kelak akan menjadi motor penggerak bagi lainnya. Apa saja digadai, bahkan kemaluannya pun telah tergadaikan. Bukan itu saja, kepala kampung bahkan berhutang sana sini untuk menutupi kekurangan mereka. Satu tujuan kepala kampung adalah suatu saat, ketika warganya yang pinter itu pulang akan membawa berita yang menggembirakan, yaitu sebuah harapan tentang masa depan yang gemilang. Sehingga kepala kampung dapat mengatakan kepada warga lainnya yang tidak mendapat kesempatan belajar, bahwa keputusan yang diambilnya adalah benar. Kelak negeri antah berantah makmur dan dapat memakmurkan warga lainnya.

Harapan tinggallah harapan,
Mereka pulang dengan membawa dokter sepesialis kanker,
Padahal ibu pertiwi baik-baik saja.
Dengan alasan gombalisasi,
gunung ibu disedot padahal pertiwi tidak terkena kangker payudara,
dikuret padahal pertiwi tak sakit kangker selvic,
dikasih obat pencahar padahal ibu tak keracunan.

Bukan itu saja,
Ibu didandani supaya go internasional dengan pakaian yang tak cocok untuknya,
otonomi, negara bagian, dan sejenisnya,
padahal jelas-jelas pakaian ibu adalah Negara Kesatuan yang berkeadilan SOSIAL bagi seluruh rakyat.

Lebih parah lagi,
Ibu harus menggunakan bahasa nasional inggris,
padahal sumpah ibu pada leluhur, berbahasa satu yaitu bahasa indonesia.
Ibu harus demokrasi, ham, dan lain-lain,
padahal cara kampung negeri antah berantah adalah musyawarah untuk mufakat.

Dan yang tidak masuk akal,
kini mereka malah berani berkata: "Menyesal terlahir di bumi pertiwi"

Wirid kampung negeri antah berantah yang dapat memanggil penghulu fakist, sampai penghulu fakist tergerak hatinya adalah:
"Ular naga panjangnya, bukan kepalang......"
.....................................
Haruskah ular naga memakan ekornya?
Atau ekor menyumbat mulut ular sehingga naga tak dapat bernafas dan mati?

Para fakist hampir berdesah bersamaan......
Malin kundang......


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar